Apa itu Bullet Journal? Saya termasuk orang yang terorganisir, suka kalau semua
tertata rapi dan teratur. Karena itu saya suka mencatat semua kegiatan saya di
buku, agenda sih kalau orang bilang ya. Dulu waktu masih kerja kantoran agenda
itu memang kepake banget, buat mencatat semua kegiatan, jadwal meeting dan
lain-lain.
Setelah resign dan jadi ibu rumah tangga, udah gak pakai
agenda dong? Masih. Memang sih yang
ditulis sudah tidak sebanyak waktu masih kerja, tapi tetep aja saya lebih suka
kalau aktifitas saya sehari-hari ditulis di buku. Apa aja yang ditulis? Banyak.
Jadwal bebersih rumah, jadwal kalau ada kegiatan di sekolah anak, dan semenjak
jadi blogger aktifitas ngeblog pun saya catat.
Kenapa sih apa-apa ditulis? Selain karena saya orang yang
terorganisir, saya juga suka lupa. Maklum faktor ‘U’. Kalau semua disimpen di
otak, saya jadi merasa banyak pikiran. Jadi semua yang ada di otak saya
pindahkan ke buku. Dan setiap pagi saya akan buka buku agenda untuk melihat
aktifitas apa saja yang harus saya lakukan hari itu.
Karena buku agenda sudah jadi kebutuhan saya, setiap kali
saya pergi ke toko buku pasti selalu melihat ke bagian buku agenda. Tapi sering gak jadi
beli karena desainnya terlalu monoton dan semuanya seragam. Ya iyalah namanya
bukunya agenda, tampilannya ya gitu-gitu aja, karena yang diutamakan fungsinya.
Dan akhirnya balik lagi deh pakai buku tulis biasa. Dan kekurangannya pakai
buku tulis biasa adalah, kurang menarik jadi suka males-malesan nulis di buku
agenda hihihi. Tapi itu dulu waktu belum pake bullet journal.
Apa itu bullet journal? Bullet Journal pertama kali
diciptakan oleh Ryder Carroll. Tujuan utama dia menciptakan bullet journal
adalah mencatat semuanya. Apa yang sudah kita kerjakan, ide-ide yang muncul,
keuangan, bahkan yang ingin dicapai. Track the past, organize the present and
plan the future. Begitu katanya. Jadi bullet journal itu gabungan dari buku
agenda, diary, buku keuangan bahkan sketch book. Pokoknya apa pun bisa kamu tulis di buku ini.
Kata bullet sendiri diambil dari cara penulisan jurnal yang
berupa poin-poin. Karena itu bullet journal menggunakan simbol-simbol untuk
menandakan setiap aktifitas, untuk memudahkan kita dalam menulis catatan.
Beberapa simbol yang sering digunakan:
o
● : task
o
X : task
complete
o
> :
task migrated
o
< :
task scheduled
Dan masih banyak simbol lagi yang digunakan. Simbol-simbol ini
bukan harga mati, jadi kita bebas menggunakan simbol apa saja yang kita rasa
lebih cocok untuk kita pakai. Fungsi simbol-simbol ini tentu saja untuk
memudahkan kita mengetahui tugas-tugas yang harus kita selesaikan.
Biasanya key untuk simbol-simbol ini ditulis di bagian awal bullet journal. Memang lebih enak kalau memulai bullet journal di awal tahun, tapi kalau memang baru mulai di pertengahan tahun sih tidak masalah. Hal-hal apa saja yang bisa ditulis di journal ini akan saya bahas nanti ya.
Biasanya key untuk simbol-simbol ini ditulis di bagian awal bullet journal. Memang lebih enak kalau memulai bullet journal di awal tahun, tapi kalau memang baru mulai di pertengahan tahun sih tidak masalah. Hal-hal apa saja yang bisa ditulis di journal ini akan saya bahas nanti ya.
Apa saja yang diperlukan untuk memulai bullet journal? Tidak banyak kok, cuma buku dan alat tulis.
Buku
Yang paling utama yaitu buku. Buku apa yang bisa digunakan untuk
bullet journal? Buku apa saja bisa. Karena bullet journal sudah mulai dikenal
dimana-mana, bahkan sudah ada buku khusus untuk bullet journal. Beberapa
diantaranya yaitu merk The Bullet Journal Notebook, Leuchtturm 1917 Notebook,
Moleskine Notebook, Archer and Olive dan masih banyak lagi.
Kelebihan buku-buku ini yaitu kertasnya yang halus dan tebal dan juga sebagian besar sudah
mencantumkan nomor halaman. Kertas tebal ini untuk memudahkan bagi mereka yang
juga suka menggambar atau menggunakan hand lettering pada bullet journal
mereka.
Memang tujuan utama bullet journal adalah hanya untuk menulis
catatan dengan cara biasa, tapi banyak yang berkreasi dengan journal mereka.
Ada yang menambahkan gambar-gambar, hand lettering, sketsa atau doodle dan
bahkan menulis catatan dengan menggunakan pena warna-warni. Semua ini bisa
dilakukan jika menggunakan journal dengan kertas yang tebal.
Ada kualitas tentu saja ada harga dong ya. Buku-buku ini harganya
bisa dibilang mahal, sekitar Rp300.000,-. Kalau memang punya budget lebih,
boleh deh beli buku ini, karena gak bakalan kecewa. Tapi kalau memang hanya
ingin menggunakan buku biasa, pilih buku yang kertasnya agak tebal. Saya pernah
beli buku untuk journal karena tertarik melihat covernya yang lucu. Dan di
covernya tertulis ‘Jurnal’, jadi saya pikir ini buku yang cocok. Saya suka
journal saya berwarna-warni, dan ketika saya menulis menggunakan fineliner,
ternyata tinta pena tembus ke bagian belakang kertas. Jadi kurang enak dilihat.
Kecewa dong sama buku itu. Jadi journal saya hanya saya tulis dengan pena
biasa.
Pena
Untuk menulis tentu perlu atas tulis kan. Semua jenis pena bisa
digunakan, tapi perhatikan dulu ya apakah tembus di kertas atau tidak. Biasanya
pena warna-warni atau malah brush pen digunakan untuk menghias bullet journal,
supaya lebih menarik dan menambah semangat untuk menulis catatan.
Kalau saya sih memang suka kalau bullet journal saya
berwarna-warni, tidak monoton. Karena itu saya punya beberapa koleksi pena, ada
fineliner, ada gel pen bahkan highlighter. Pena-pena ini saya gunakan untuk
menambahkan gambar dekorasi, atau menulis judul dan tanggal. Bisa dikreasikan
sendiri ya, kita bebas berekspresi di journal kita masing-masing. Karena buku
ini hanya akan dilihat oleh kita saja, maka hiaslah sesuai keinginan kita.
Tapi kalau memang lebih suka menggunakan pena biasa sah-sah saja kok.
Bahkan awalnya bullet journal memang hanya menggunakan pena saja. Jadi lebih praktis
sih tidak perlu membawa pena banyak, dan bisa mencatat kapan saja ketika ada
yang butuh dicatat.
Sudah paham kan dengan bullet journal? Yang punya masalah sering
lupa seperti saya mungkin bisa mulai menulis bullet journal. Untuk awal sih gak
perlu harus sama dengan punya orang lain, buat yang sesuai dengan diri sendiri
saja, karena journal ini memang hanya kita yang pakai.
Kalau ada pertanyaan boleh ditulis di komen ya.
Kalau ada pertanyaan boleh ditulis di komen ya.
Let’s journaling ^^
Suka, Suka ^_^
ReplyDeleteSaya juga tipe orang yang suka sekali menulis agenda di jurnal. Rasanya bahagia kalo satu agenda terselesaikan dengan baik. Biasanya saya pakai buku note saku biasa. Em, karena saya hobby buat handlettering, doddle, dan suka mewarnai, saya jadi kepikiran buat Bullet Journal juga... Thanks for sharing
wah tos dulu dong ^^
DeletePernah punya keinginan buat menulis bullet journal, tapi entah kenapa belum kesampaian, apa karena saya terlalu berantakan ya orangnya hihihi, melakukan apapun seringnya spontan, jarang direncanakan hihihi. Sepertinya saya harus mulai menulis bullet journal nih, biar saya bisa jadi orang yang lebih terorganisir lagi ^^
ReplyDeletekalau memang lebih suka spontan gpp sih, tapi untuk memudahkan ya bisa pakai jurnal
Delete